Rabu, 20 Februari 2019

Generasi Milenial untuk Pengusaha Properti

Generasi Milenial untuk Pengusaha Properti

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mendorong generasi milenial untuk menjadi pengusaha properti yang mumpuni. Salah satunya dengan aktif melakukan edukasi kepada mahasiswa dan pelajar di berbagai kampus dan sekolah di Indonesia.

Seperti yang dilakukan Direktur Utama Bank BTN Maryono di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) akhir pekan lalu.

“Kehadiran generasi milenial di industri properti sangat dibutuhkan karena mereka dapat memberikan inovasi yang tepat untuk pengembangan dan pemasaran produk hingga akses pembiayaan untuk generasi yang kelak mendominasi 34 persen populasi masyarakat Indonesia pada tahun 2020 nanti,” ujar Maryono dalam keterangannya.

Maryono menjelaskan, edukasi sangat penting dilakukan bagi generasi melinial agar mau terjun menggarap bisnis properti. Itu karena prospek investasi properti saat ini sangat menjanjikan.

Hal ini seiring dengan maraknya pembangunan infrastruktur dan perkembangan transportasi massal yang menjangkau daerah pelosok hingga kota-kota besar di seluruh Indonesia.

“Kehadiran Bank BTN di kampus, berdirinya Housing Finance Center untuk memberikan workshop, pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu strategi kami meningkatkan jumlah pengusaha properti serta kualitas para developer,” jelas Maryono.

Menurut Maryono, ada delapan alasan mengapa menjadi pengusaha properti menarik yaitu ketersediaan lahan yang terbatas membuat investor memegang kontrol, daya juang ketika berinvestasi sangat tinggi, nilai aset dapat ditingkatkan dengan modal minimum, mendapatkan capital gain dan cashflow, tidak menyita waktu, bank lebih suka memberikan pinjaman dengan jaminan properti dan investasi properti menjadi favorit investor besar atau kaya.

Maryono optimistis, para generasi milenial berpotensi sukses bergelut di sektor properti di Indonesia karena prospeknya yang cemerlang.

Ketertarikannya mengajak generasi milenial menjadi pengusaha properti, karena mereka diproyeksi menjadi tulang punggung ekonomi bangsa yang menentukan masa depan Indonesia.

"Untuk itu, kami berharap generasi milenial melirik bisnis properti yang ceruknya masih besar dan belum tergarap maksimal," pungkas dia.

Dalam catatan Bank BTN, selisih kebutuhan rumah dengan kapasitas pengembang masih lebar di Indonesia.

Adapun kebutuhan rumah masih besar, yakni sebesar 800.000 unit per tahun, sementara kapasitas pembangunan rumah para pengembang hanya sebesar 250.000 hingga 400.000 unit per tahun.

Perbaiki Kualitas Kredit, BTN Lelang Rumah Sitaan

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) serius untuk menjual rumah-rumah sebagai aset kredit yang bermasalah kepada masyarakat sebagai salah satu upaya korporasi dalam memperbaiki kualitas kredit.

Apa yang dilakukan BTN mendapat respons positif dari masyarakat terbukti dengan banyaknya rumah terjual dan masyarakat yang berminat untuk membeli melalui portal online yang disiapkan BTN untuk jual beli rumah second tersebut.

Semenjak diluncurkan pada tanggal 9 Februari 2018 lalu, jumlah peminat rumah lelang dari Portal www.rumahmurahbtn.co.id milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk semakin meningkat.

Per September 2018, tercatat sebanyak 6.430 peminat yang mengikuti lelang rumah agunan BTN, sementara total hunian yang terjual sebanyak 563 unit, dengan nilai keseluruhan sebesar Rp 139,4 miliar.

Hunian yang berlokasi di Bekasi, Depok, Serpong , Semarang, Purwakarta, Jambi, Balikpapan dan Makassar menjadi favorit para peserta lelang.

“Pelelangan agunan dari KPR atau KPA yang macet merupakan salah satu upaya kami untuk memperbaiki kualitas kredit perseroan dan lewat portal rumahmurahbtn, lebih efektif menarik peminat,” kata Direktur BTN, Nixon Napitupulu dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, (11/10/2018).

Untuk menarik peminat, rumah sitaan BTN yang didaftarkan dalam portal www.rumahmurahbtn.co.id sudah mencapai 12.326 unit dengan nilai total Rp 1,8 triliun.

Rumah sitaan tersebut merupakan rumah yang bisa dibeli masyarakat lewat proses lelang dengan variasi harga di bawah Rp 100 juta hingga di atas Ro 1 miliar.

“Tidak hanya rumah, tapi juga tanah dan juga apartemen yang bisa dibeli lewat proses lelang yang berjalan secara transparan,” kata Nixon.

0 komentar:

Posting Komentar