Kamis, 21 Februari 2019

Fakta dan Mitos di Balik Super Snow Moon

Fakta dan Mitos di Balik Super Snow Moon

Setelah kemunculan Super Wolf Blood Moon pada Januari kemarin, penggemar ruang angkasa akan disambut kembali oleh pemandangan langit yang menakjubkan pada bulan ini, yakni Super Snow Moon.

Konon, ini adalah Supermoon terbesar terbesar yang pernah terjadi di sepanjang 2019.

Seperti Supermoon bulan lalu, nama Super Snow Moon juga diberikan dari Suku Indian, yang menyebut setiap Bulan purnama yang jatuh pada bulan Februari sebagai Snow Moon atau Bulan Salju.

Dalam budaya Eropa, Supermoon kali ini juga dipanggil Bulan Salju karena banyaknya salju yang biasanya jatuh pada bulan kedua dalam satu tahun kalender Masehi.

Mitos lain juga menyebut Bulan purnama pada Februari sebagai Bone Moon atau Hunger Moon, karena kelangkaan makanan di musim dingin.

Super Snow Moon kali ini sangat kontras dengan tahun lalu, di mana tidak ada Bulan purnama di bulan Februari, yang disebut sebagai Black Moon atau Bulan Hitam.

Bulan Hitam dapat digolongkan sebagai Bulan purnama kedua yang muncul di bulan yang sama atau kurangnya kemunculan Bulan purnama dalam waktu sebulan, yang merupakan lanjutan dari Supermoon tahun lalu.

Supermoon malam ini akan mencapai perigee atau jarak terdekat dari Bumi sejauh 221.681 mil.

Super Snow Moon akan sepenuhnya berpendar di langit mulai pukul 15.53 GMT atau 22.53 WIB pada hari Selasa, yang berarti bahwa waktu terbaik untuk menonton adalah saat malam mulai turun.

Sementara itu, Bulan akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi pada jam 09.06 GMT (16.06 WIB).

Di satu sisi, Super Snow Moon pada malam ini akan tampak 14 persen lebih besar dan mendekati 30 persen lebih terang dari Bulan purnama normal.

1. Kapan Super Snow Moon Datang?

Super Snow Moon akan terlihat penuh sejak Minggu malam hingga Rabu, karena satelit alami Bumi ini sejajar dengan matahari (bagi kita yang melihat dari Bumi).

Waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah saat Bulan terbit pada 19 Februari.

2. Apa Itu Snow Moon?

Fakta bahwa Supermoon pada Februari tahun ini disebut sebagai Bulan Salju, tidak ada hubungannya dengan salah satu fakta menarik berikut.

Menurut Farmers' Almanac, anggapan itu datang karena Bulan purnama jatuh setiap Februari. Di Negeri Paman Sam, berbagai suku asli Amerika memiliki bermacam nama untuk Bulan yang muncul tiap bulan pada tahun ini, terkait dengan fenomena alam yang andal terjadi di lingkungan mereka.

Februari adalah bulan yang penuh salju di AS bagian utara dan timur, karena inilah disebut sebagai Super Snow Moon. Selain itu, ada juga yang menamainya dengan Hunger Moon, julukan yang tidak begitu menawan.

Astronom NASA, Gordon Johnston, menulis bahwa secara historis, penamaan Bulan tidak terikat dengan penanggalan kalender, sebagai karakteristik musim.

Bulan purnama bulan ini juga merupakan penanda musim dingin terakhir di Belahan Bumi Utara. Dengan kategorisasi tersebut, Supermoon juga akan dinamai "crows" (gagak), "worm" (cacing), "crust" (kerak), "sap" (getah), atau "sugar" (gula). Semua julukan itu tergantung pada kondisi lokal.

0 komentar:

Posting Komentar